You are currently viewing Pemanfaatan WebGIS di Indonesia

Pemanfaatan WebGIS di Indonesia

Pemanfaatan WebGIS di Indonesia telah memberikan manfaat signifikan dalam berbagai sektor, terutama dalam pengelolaan bencana, pelestarian lingkungan, dan mitigasi risiko. Pengembangan dan integrasi lebih lanjut dari teknologi WebGIS terus mendukung pengambilan keputusan yang berbasis data dan informasi geospasial di Indonesia. Berikut pemanfaatan WebGIS di Indonesia pada berbagai bidang. 

1. Penanggulangan Bencana
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Indonesia mengimplementasikan WebGIS melalui Geoportal Data Bencana Indonesia. Platform ini menyediakan informasi mengenai bencana alam seperti banjir, cuaca ekstrem, tanah longsor, gempa bumi, kekeringan, erupsi gunung api, serta tsunami. Peta interaktif kebencanaan memungkinkan masyarakat untuk mengetahui kejadian bencana secara lebih cepat dan tepat. 

Gambar 1. Peta Bencana Indonesia (Sumber: BNPB, 2024)

2. Pemantauan Indeks Kualitas Ekosistem Gambut
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) telah mengembangkan WebGIS yang menunjukkan Indeks Kualitas Ekosistem Gambut. Peta interaktif ini bermanfaat untuk memonitor kondisi gambut di Indonesia, mengidentifikasi area yang berisiko tinggi terhadap degradasi, dan membantu dalam perencanaan pengelolaan dan rehabilitasi lahan gambut. Penggunaan WebGIS ini sangat penting mengingat luasnya lahan gambut di Indonesia dan peranannya dalam regulasi iklim, penyimpanan karbon, dan keanekaragaman hayati.

Gambar 2. Peta Indeks Kualitas Ekosistem Gambut (Sumber: KLHK, 2024)

3. Pengamatan Informasi Cuaca, Iklim, dan Geofisika
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyediakan WebGIS yang memuat informasi cuaca, iklim, dan geofisika. Peta ini menyajikan data secara real-time dan akurat tentang prakiraan cuaca, peringatan dini cuaca ekstrem, kualitas udara, serta informasi terkait lainnya. Melalui peta interaktif ini, masyarakat dapat mengakses informasi yang mereka diperlukan untuk perencanaan kegiatan sehari-hari dan mitigasi risiko bencana.

Gambar 3. Peta Kualitas Udara di Indonesia (Sumber: BMKG, 2024)

Leave a Reply